Rabu, 17 September 2014

PENGEMBANGAN TANAMAN MELON DAN TANAMAN PADI DI LAHAN GAMBUT DENGAN BUDIDAYA INOVATIF

Nama         : Rendyka Wijayanto
NIM          : 13482
Golongan  : A.1.2
Kelompok : 8

Dengan mempertimbangkan tren perkembangan populasi, kesejahteraan masyarakat , serta meningkatnya kesadaran masyarakat akan gizi maka akan terjadi peningkatan kebutuhan terhadap tanaman hortikultura, khususnya buah-buahan. Salah satu komoditas buah-buahan yang menjadi prioritas dan perlu mendapat perhatian adalah tanaman melon (Cucumismelo L.). Tanaman melon termasuk salah satu jenis tanaman buah-buahan semusim yang mempunyai arti penting bagi perkembangan social ekonomi khususnya dalam peningkatan pendapatan petani, perbaikan gizi masyarakat dan perluasan kesempatan kerja. Melon kini berkembang sebagai komoditas agribisnis. Melon memiliki nilai ekonomi dan prospek yang cukup besar dalam pemasarannya, namun memerlukan penanganan intensif dalam budidayanya. Komoditas ini diminati oleh masyarakat dan mempunyai harga yang relative tinggi baik untuk pasar domestic maupun ekspor.
Sampai saat ini untuk memenuhi kebutuhan akan melon bagi masyarakat Palangkaraya masih harus didatangkan dari luar kota. Jika melihat potensi lahan yang tersedia di kota Palangkaraya dan sekitarnya, sangat memungkinkn untuk budidaya tanaman melon. Namun demikian, karena tanaman melon masih tergolong jenis tanaman yang relative baru menyebabkan pengetahuan petani tentang teknik budidaya melon yang baik dan benar masih terbatas sehingga masih sangat sedikit petani yang mengusahakan tanaman ini. Wilayah kota Palangkaraya dan sekitarnya memiliki beberapa jenis tanah. Salah satu jenis tanah yang banyak terdapat di kawasan tersebut adalah lahan gambut.
Dengan penerapan teknologi budidaya, lahan gambut yang relatif dekat perkotaan atau memiliki akses yang baik, berpotensi untuk dikelola menjadi lahan yang produktif untuk budidaya tanaman buah semusim yang memiliki nilai ekonomi tinggi seperti melon. Bertani di lahan gambut harus dilakukan secara hati-hati karena menghadapi banyak kendala antara lain kematangan dan ketebala ngambut yang bervariasi, penurunan permukaan gambut, rendahnya daya tumpu, rendahnya kesuburan tanah, dan pH yang sangat masam. Selama ini, untuk mengatasi kendala kesuburan lahan gambut pada umumnya dilakukan pemberian abu bakaran gambut, kapur dan pemberian pupuk kimia. Penggunaan abu bakaran gambut sebagai ameliorant sangat tidak dianjurkan karena jika dilakukan terus menerus gambut akan menipis sehingga fungsi gambut sebagai pengatur air/hidrologi, sarana konservasi keanekaragaman hayati serta sebagai penyerap dan penyimpan karbon yang mampu meredam
perubahan iklim global akan berkurang. Dari hasil-hasil penelitian disimpulkan bahwa salah satu kegiatan pertanian yang memberikan kontribusi yang nyata bagi rusaknya ekosistem gambut adalah kegiatan pembukaan lahan gambut dengan cara bakar. Pembukaan lahan gambut dengan cara bakar, menjadi factor penyebab kerusakan lahan gambut yang cukup signifikan.
Selain itu, pemakaian pupuk kimia dengan dosis tinggi secara terus menerus dapat merusak struktur tanah dan menimbulkan pencemaran, baik terhadap lahan pertanian maupun lingkungan, sehingga menyebabkan produktivitas lahan semakin merosot. Pertanian yang hanya bertumpu pada pemakaian pupuk kimia, selain memberikan dampak positif terhadap peningkatan produksi, juga memberikan dampak negatif berupa penurunan kualitas tanah serta pemborosan energi. Dalam era lingkungan dan globalisasi, orientasi pengembangan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produksi secara berkelanjutan (mempertahankan kualitas lahan dan lingkungan) dengan cara memperbaiki kesuburan tanah menggunakan sumberdaya alami seperti mendaurulang limbah pertanian sehingga pemakaian pupuk kimia dapat dikurangi.
Alternatif mempertahankan dan meningkatkan kesuburan lahan gambut serta menghindarkan dampak negatif penggunaan abu bakaran gambut dan pupuk kimia antara lain dengan memadukan penggunaan limbah-limbah pertanian sebagai amelioran dan penanaman varietas-varietas adaftif serta pemanfaatan pupuk organik.

Bertitik tolak dari uraian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang budidaya tanaman melon di lahan gambut dengan teknik budidaya inovatif, yaitu memadukan beberapa teknik budidaya ramah lingkungan seperti pembukaan lahan tanpa bakar, pengolahan tanah minimum (minimum tillage), pemanfaatan gambut hanya sebagai sarana pendukung atau sebagai wadah/pot bagi tanaman, pemanfaatan limbah pertanian seperti abu serbuk gergaji dan pupuk kandang sebagai amelioran sehingga dapat mengurangi penggunaan kapur, pemberian amelioran hanya pada lubang tanam untuk efisiensi dan penggunaan pupuk organic padat (POP) untuk mengurangi pemakaian pupuk anorganik serta menananam varietas adaptif. Tujuan dari kegiatan pengembangan tanaman melon di lahan gambut adalah mencari alternative pemanfaatan lahan gambut tidur yang berada di sisi –sisi jalan menjadi lahan produktif sehingga mengurangi tingkat kebakaran lahan, memberikan contoh kepada masyarakat local tentang budidaya melon ramah lingkungan. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain seperti mendukung program pemerintah dalam upaya melaksanakan pengelolaan lahan gambut untuk pertanian berkelanjutan, memotivasi masyarakat sekitar untuk memanfaatkan gambut menjadi lahan yang produktif dengan mengusahakan tanaman bernilai ekonomis tinggi.
                                                                                                                         
Potensi pengembangan pertanian pada lahan gambut, disamping faktor kesuburan alami gambut juga sangat ditentukan oleh manajemen usaha tani yang akan diterapkan. Pengelolaan lahan gambut pada tingkat petani, dengan pengelolaan usaha tani termasuk tingkat rendah (low inputs) sampai sedang (medium inputs), akan berbeda dengan produktivitas lahan dengan manajemen tinggi yang dikerjakan oleh swasta atau perusahaan besar.
Dengan manajemen tingkat sedang yaitu perbaikan tanah dengan penggunaan input yang terjangkau oleh pertani seperti pengolahan tanah, tata air mikro, pemupukan, pengapuran, serta pemberantasan hama dan penyakit, maka potensi pengembangan lahan dititikberatkan pada pemilihan jenis tanaman dan teknis bertanam.

A. Padi Sawah

Budidaya padi sawah dibudidayakan oleh petani transmigrasi untuk memenuhi kebutuhan pangannya. Akan tetapi budidaya padi sawah di lahan gambut dihadapkan pada berbagai masalah terutama menyangkut kendala fisika, kesuburan tanah, serta pengelolaan tanah dan air. Khusus gambut tebal (>1 meter) belum berhasil dimanfaatkan untuk budidaya padi sawah karena mengandung sejumlah kendala yang belum dapat diatasi. Kunci keberhasilan budidaya padi sawah pada lahan gambut terletak pada keberhasilan dalam pengelolaan dan pengendalian air, penanganan sejumlah kendala fisik yang merupakan faktor pembatas, penanganan substansi toksik, dan pemupukan unsir makro dan mikro.
Lahan gambut yang sesuai untuk padi sawah adalah gambut tipis (20-50 cm) dan gambut dangkal (50-100 cm). Padi kurang sesuai pada gambut sedang (1-2 meter) dan tidak sesuai pada gambut tebal (2-3 meter) dan sangat tebal (lebih dari 3 meter). Pada gambut tebal dan sangat tebal, tanaman padi tidak bisa membentuk gabah karena kahat unsur hara mikro.
Pada tanah sawah dengan kandungan organik tinggi, asam-asam organik menghambat pertumbuhan terutama akar, mengakibatkan rendahnya produktivitas bahkan kegagalan panen. Tingkat keasaman dan suplai Ca yang rendah serta kandungan abu yang rendah merupakan faktor pembatas utama pertumbuhan padi sawah pada gambut tebal.

Di blogkan oleh Jonathan Gomulya


1 komentar:

  1. A. Nilai penyuluhan

    1. Sumber tekhnologi / ide : Ada, sediktnya ketersediaan lahan persawahan membuat petani harus dapat mengolahan lahan yang ada . Permintaan terhadap komoditi melon dan padi yang tidak sebanding dengan lahan yang ada. Sehingga pemanfaatan lahan gambut dengan segala kendalanya murni harus di lakukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

    2. Sasaran : Ada, petani-petani komuditi melon dan padi yang tidak memiliki lahan yang memadai sehingga dapat melakukan inovasi dengan menanam di lahan gambut.

    3. Manfaat : Ada, dapat menfaatkan lahan gambut sebagai lahan siap tanam dan mengetahui cara-cara mengelola lahan gambut sehingga dapat maximal dalam produksi komoditi yang di tanam.

    4. Nilai pendidikan : Ada, pemanfaatan lahan gambut serta cara pengelolaannya yang benar dengan penggunaaan pupuk organik dapat membuat para petani tidak perlu kesulitan lagi untuk dapat berproduksi di lahan-lahan gambut yang ada.

    B. Nilai berita

    Importance, berita dengan informasi-informasi di dalamnya sangat penting bagi petani sehingga dapat menaikan jumlah produksinya karena penggunaan lahan yang ada.

    Proximity, berita ini bersifat dekat dengan petani karena dengan adanya usaha dari petani dapat diwujudkan pemanfaatan dan pengelolaan lahan gambut menjadi lahan siap tanam.

    Nama : jacinda ando krisnasiwi
    NIM : 13260
    Golongan : A1.2
    Kelompok : 7

    BalasHapus