NIM : 13395
Golongan : A.1.2
Kelompok : 8
Pemangkasan dilakukan saat tanaman mencapai 2 bulan pada
5-10 cm dari pangkal rimpang. Pemangkasan bertujuan merangsang
pertumbuhan tunas-tunas baru pada rimpang. Setelah karung-karung berisi tanaman
yang sudah dipangkas, lalu tanaman dibiarkan hingga muncul tunas-tunas tanaman
baru dari dalam rimpang. Akan tetapi tidak jarang berdasarkan kondisi dilapang
tanaman ini batangnya menguning. Kemungkinan luka inilah yang menyebabkan
mudahnya terserang penyakit. Oleh karena itu diperlukan penelitian berkaitan
dengan cara pemangkasan yang baik dan benar serta sejauhmana korelasinya dengan
jumlah produksi rimpang yang dihasilkan.
Dengan teknik budidaya tersebut para petani
memperkiran biaya yang dikeluarkan sebagai modal sekitar Rp 30.000,- hingga Rp
40.000,-/ karung. Memang perlu diakui budidaya intensif ini terbilang
relatif tinggi biaya (high cost) dan tidak semua petani bisa
melakukannya. Prediksi hasil panen yang fantastis 20 kg/karung ditambah
harga jahe yang relatif tinggi dibanding komoditas hortikulkura lainnya, petani
memperhitungkan keuntungan yang berlipat-lipat dari budidaya jahe dengan sistem
ini.
Perlakuan
Pemotongan batang jahe ketika umur 2 bulan
Salah satu tantangan dalam teknik budidaya diperlukan
penanganan intensif pada tanaman mulai dari penanganan bokasi untuk media
tanam, irigasi, kegiatan pemangkasan, dan penambahan media secara rutin. Jika
teknik budidaya ini dapat berhasil dan sesuai dengan harapan yang diinginkan,
hal yang sangat menguntungkan adalah efisiensi penggunaan lahan sebesar 90%
dari budidaya konvensional. Itu artinya petani untuk membudidayakan 1000
karung (1000 m2) setara dengan budidaya konvensional 1 ha. Efisiensi yang lain
tentunya penggunaan benih tanaman yang digunakan. Keuntungan lainnya budidaya
dalam karung ini dapat di arahkan untuk budidaya organik dengan mengadopsi
teknologi-teknologi Balittro yang telah dihasilkan. Selain itu juga bila
digunakan untuk menghasilkan benih dapat menjadi sumber benih yang sehat. Dan
dengan kondisi yang terkontrol produksi jahe dapat ditargetkan sesuai
dengan permintaan.
Metode
ini dapat Anda coba di daerah Anda masing-masing. Selain untuk memperoleh
pengalaman baru, Anda juga akan mendapatkan penghasilan tambahan. Selamat
mencoba J
Sumber : http://balittro.litbang.deptan.go.id/ind/index.php/latest-news/234-inovasi-budidaya-tanaman-jahe-sistem-bag-culture-budidaya-dalam-karung
dengan sedikit pengubahan.
• Sumber teknologi/ide
BalasHapusAda, pada artikel ini mengandung ide bahwa budidaya jahe dalam bag culture merupakan tekhnik budidaya yang menguntungkan baik dari hasil produksi atau pemanfaatan lahan tidak produktif tetap dapat dimanfaatkan untuk kegiatan cocok tanam
• Sasaran
Ada, artikel ini ditujukan kepada petani atau masyarakat yang mempunyai masalah ingin bercocok tanam tetapi lahan yang dimiliki tidak sesuai denga tanaman yang ingin dibudidayakan
• Manfaat
Ada, dengan teknik budidaya jahe sistem bag culture ini pekaraangan yang tanahnya tidak cocok ditanami jahe tetap dapat dimanfaatkan untuk budidaya jahe dengan cara bag culture. Produktifitas jahe dengan teknik bag culture ini juga lebih tinggi dibandingkan budidaya jahe secara konvensional (langsung di tanah terbuka). Jika menghendaki jahe untuk benih, dengan teknik ini benih yang dihasillkan akan lebih sehat karena minim interaksi dengan lingkungan(tanah) sekitarnya.
• Nilai pendidikan
Ada, artikel ini mengajarkan untuk tetap bercocok tanam meskipun lahan yang kita miliki tidak sesuai dengan tanaman yang akan di tanam, dan juga mengajarkan untuk memanfaatkan semua sumberdaya yang ada.
NILAI BERITA YANG TERKANDUNG:
• Timelines
Ide budidaya dengan bag culture ini tergolong baru dan masih jarang orang yang menerapkannya
• Proximity
Artikel ini dekat dengan petani, karena banyak petani yang mempunyai permasalahan lahan tidak cocok dengan tanaman yang akan dibudidayakan
• Prominence
Artikel ini muncul dan didasari oleh penelitian Hepperly dkk di Hawai sejak 2004.
NAMA : Dimas Tri Asmara
NIM : 13190
Gol : A1.2
Kelompok : 7