Rabu, 17 September 2014

JAHE DALAM BAG CULTURE

Nama        : Utin Ismitriliana
NIM          : 13395
Golongan  : A.1.2
Kelompok : 8


Banyak cara yang dapat dilakukan oleh petani untuk menyiasati kekurangcocokan jenis tanah dengan komoditas yang akan ditanamnya. Begitu juga dengan petani di Brebes Utara, yang   tanah/lahannya digunakan   sebagai media tanam tidak cocok dengan suatu tanaman seperti jahe yang bertekstur liat. Sehingga dilakukan budidaya jahe dengan meramu media tanam yang lebih remah dengan mencampur ladon, pupuk kandang dan sedikit tanah dengan budidaya dalam karung. Metode ini telah dilakukan oleh peneliti Hepperly dkk di Hawai sejak 2004,  untuk menghasilkan benih yang sehat, bebas dari penyakit seperti layu bakteri yang sering menjadi kendala dalam budidaya tanaman (Soil and Crops Management, June, 2004), serta saat ini juga sedang di kembangan UPBS Balittro.

Pemangkasan dilakukan saat tanaman mencapai 2 bulan pada
5-10 cm dari pangkal rimpang. Pemangkasan bertujuan  merangsang pertumbuhan tunas-tunas baru pada rimpang. Setelah karung-karung berisi tanaman yang sudah dipangkas, lalu tanaman dibiarkan hingga muncul tunas-tunas tanaman baru dari dalam rimpang. Akan tetapi tidak jarang berdasarkan kondisi dilapang tanaman ini batangnya menguning. Kemungkinan luka inilah  yang menyebabkan mudahnya terserang penyakit. Oleh karena itu diperlukan penelitian berkaitan dengan cara pemangkasan yang baik dan benar serta sejauhmana korelasinya dengan jumlah produksi rimpang yang dihasilkan.

Dengan  teknik budidaya tersebut para petani memperkiran biaya yang dikeluarkan sebagai modal sekitar Rp 30.000,- hingga Rp 40.000,-/ karung. Memang  perlu diakui budidaya intensif ini terbilang relatif tinggi biaya (high cost) dan tidak semua petani bisa melakukannya. Prediksi hasil panen yang fantastis 20 kg/karung  ditambah harga jahe yang relatif tinggi dibanding komoditas hortikulkura lainnya, petani memperhitungkan keuntungan yang berlipat-lipat dari budidaya jahe dengan sistem ini.


Perlakuan Pemotongan batang jahe ketika umur 2 bulan

Salah satu tantangan dalam teknik budidaya diperlukan penanganan intensif pada tanaman mulai dari penanganan bokasi untuk media tanam, irigasi, kegiatan pemangkasan, dan penambahan media secara rutin. Jika teknik budidaya ini dapat berhasil dan sesuai dengan harapan yang diinginkan, hal yang sangat menguntungkan adalah efisiensi penggunaan lahan sebesar 90% dari budidaya konvensional.  Itu artinya petani untuk membudidayakan 1000 karung (1000 m2) setara dengan budidaya konvensional 1 ha. Efisiensi yang lain tentunya penggunaan benih tanaman yang digunakan. Keuntungan lainnya budidaya dalam karung ini dapat di arahkan untuk budidaya organik dengan mengadopsi teknologi-teknologi Balittro yang telah dihasilkan. Selain itu juga bila digunakan untuk menghasilkan benih dapat menjadi sumber benih yang sehat. Dan dengan kondisi yang  terkontrol produksi jahe dapat ditargetkan sesuai dengan permintaan. 

Hasil panen umur 11 bulan (sumber: Hepperly et al, 2004)
            
          Metode ini dapat Anda coba di daerah Anda masing-masing. Selain untuk memperoleh pengalaman baru, Anda juga akan mendapatkan penghasilan tambahan. Selamat mencoba J


1 komentar:

  1. • Sumber teknologi/ide
    Ada, pada artikel ini mengandung ide bahwa budidaya jahe dalam bag culture merupakan tekhnik budidaya yang menguntungkan baik dari hasil produksi atau pemanfaatan lahan tidak produktif tetap dapat dimanfaatkan untuk kegiatan cocok tanam
    • Sasaran
    Ada, artikel ini ditujukan kepada petani atau masyarakat yang mempunyai masalah ingin bercocok tanam tetapi lahan yang dimiliki tidak sesuai denga tanaman yang ingin dibudidayakan
    • Manfaat
    Ada, dengan teknik budidaya jahe sistem bag culture ini pekaraangan yang tanahnya tidak cocok ditanami jahe tetap dapat dimanfaatkan untuk budidaya jahe dengan cara bag culture. Produktifitas jahe dengan teknik bag culture ini juga lebih tinggi dibandingkan budidaya jahe secara konvensional (langsung di tanah terbuka). Jika menghendaki jahe untuk benih, dengan teknik ini benih yang dihasillkan akan lebih sehat karena minim interaksi dengan lingkungan(tanah) sekitarnya.
    • Nilai pendidikan
    Ada, artikel ini mengajarkan untuk tetap bercocok tanam meskipun lahan yang kita miliki tidak sesuai dengan tanaman yang akan di tanam, dan juga mengajarkan untuk memanfaatkan semua sumberdaya yang ada.

    NILAI BERITA YANG TERKANDUNG:
    • Timelines
    Ide budidaya dengan bag culture ini tergolong baru dan masih jarang orang yang menerapkannya
    • Proximity
    Artikel ini dekat dengan petani, karena banyak petani yang mempunyai permasalahan lahan tidak cocok dengan tanaman yang akan dibudidayakan
    • Prominence
    Artikel ini muncul dan didasari oleh penelitian Hepperly dkk di Hawai sejak 2004.

    NAMA : Dimas Tri Asmara
    NIM : 13190
    Gol : A1.2
    Kelompok : 7

    BalasHapus