Rabu, 17 September 2014

BERGERAK DENGAN SISTEM PERTANIAN TERPADU

Nama        : Bagus Dwi Prasaja
NIM          : 13500
Golongan  : A. 1. 2
Kelompok : 8



LATAR BELAKANG

Indonesia saat ini menghadapi sejumlah masalah pembangunan ekonomi yang kompleks. Sejumlah masalah yang dimaksud mencakup pendapatan rakyat rendah, tingkat kemiskinan relatif tinggi, pengangguran tinggi, ketimpangan ekonomi, pembangunan ekonomi daerah yang berjalan lambat, utang luar negeri relatif tinggi, kelangkaan energi, ketahanan pangan keropos, dan kemerosotan mutu lingkungan hidup. Masalah pembangunan ekonomi tersebut memerlukan pemecahan sesegera mungkin.

Rendahnya kualitas sumberdaya manusia juga merupakan kendala yang serius dalam pembangunan pertanian. Ketertinggalan petani dalam hal pendidikan di atasi dengan pendekatan penyetaraan pendidikan yang selanjutnya dikaitkan dengan pelatihan keterampilan berusahatani. Di samping itu, berbagai upaya pengu-atan kapasitas petani juga perlu dilakukan terutama dalam hal pengembangan sikap kewirausahaan, ke-mampuan dalam pemasaran dan manajemen usaha.

Saat ini kebutuhan lahan kembali mencuat karena hasil panen yang semakin menurun sehubungan dengan penurunan produksi dan penyempitan lahan pertanian yang dialih-fungsikan, sedangkan kebutuhan pangan terus meningkat. Pulau Jawa setidaknya kehilangan 20.000 ha lahan pertanian setiap tahun akibat pemekaran kota di mana luasan lahan tersebut mampu menyediakan beras untuk 378.000 orang tiap tahun. Akibatnya lahan menjadi sumberdaya pertanian yang nilainya terus meningkat. Penurunan produktivitas lahan pertanian disebabkan oleh terdegradasinya fungsi hayati lahan, yaitu kemampuan/kapasitasnya mengubah hara menjadi bentuk yang dapat dimanfaatkan tanaman.

SISTEM PERTANIAN TERPADU
           
        Integrated Farming System atau sistem pertanian terpadu merupakan penggabungan semua komponen pertanian, yang meliputi pertanian, peternakan dan perikanan dalam suatu sistem usaha pertanian yang terpadu. Sistem ini mengedepankan ekonomi yang berbasis teknologi ramah lingkungan dan optimalisasi semua sumber energi yang dihasilkan.

Sistem pertanian terpadu memiliki beberapa kelebihan seperti

JAHE DALAM BAG CULTURE

Nama        : Utin Ismitriliana
NIM          : 13395
Golongan  : A.1.2
Kelompok : 8


Banyak cara yang dapat dilakukan oleh petani untuk menyiasati kekurangcocokan jenis tanah dengan komoditas yang akan ditanamnya. Begitu juga dengan petani di Brebes Utara, yang   tanah/lahannya digunakan   sebagai media tanam tidak cocok dengan suatu tanaman seperti jahe yang bertekstur liat. Sehingga dilakukan budidaya jahe dengan meramu media tanam yang lebih remah dengan mencampur ladon, pupuk kandang dan sedikit tanah dengan budidaya dalam karung. Metode ini telah dilakukan oleh peneliti Hepperly dkk di Hawai sejak 2004,  untuk menghasilkan benih yang sehat, bebas dari penyakit seperti layu bakteri yang sering menjadi kendala dalam budidaya tanaman (Soil and Crops Management, June, 2004), serta saat ini juga sedang di kembangan UPBS Balittro.

Pemangkasan dilakukan saat tanaman mencapai 2 bulan pada

PENGEMBANGAN TANAMAN MELON DAN TANAMAN PADI DI LAHAN GAMBUT DENGAN BUDIDAYA INOVATIF

Nama         : Rendyka Wijayanto
NIM          : 13482
Golongan  : A.1.2
Kelompok : 8

Dengan mempertimbangkan tren perkembangan populasi, kesejahteraan masyarakat , serta meningkatnya kesadaran masyarakat akan gizi maka akan terjadi peningkatan kebutuhan terhadap tanaman hortikultura, khususnya buah-buahan. Salah satu komoditas buah-buahan yang menjadi prioritas dan perlu mendapat perhatian adalah tanaman melon (Cucumismelo L.). Tanaman melon termasuk salah satu jenis tanaman buah-buahan semusim yang mempunyai arti penting bagi perkembangan social ekonomi khususnya dalam peningkatan pendapatan petani, perbaikan gizi masyarakat dan perluasan kesempatan kerja. Melon kini berkembang sebagai komoditas agribisnis. Melon memiliki nilai ekonomi dan prospek yang cukup besar dalam pemasarannya, namun memerlukan penanganan intensif dalam budidayanya. Komoditas ini diminati oleh masyarakat dan mempunyai harga yang relative tinggi baik untuk pasar domestic maupun ekspor.
Sampai saat ini untuk memenuhi kebutuhan akan melon bagi masyarakat Palangkaraya masih harus didatangkan dari luar kota. Jika melihat potensi lahan yang tersedia di kota Palangkaraya dan sekitarnya, sangat memungkinkn untuk budidaya tanaman melon. Namun demikian, karena tanaman melon masih tergolong jenis tanaman yang relative baru menyebabkan pengetahuan petani tentang teknik budidaya melon yang baik dan benar masih terbatas sehingga masih sangat sedikit petani yang mengusahakan tanaman ini. Wilayah kota Palangkaraya dan sekitarnya memiliki beberapa jenis tanah. Salah satu jenis tanah yang banyak terdapat di kawasan tersebut adalah lahan gambut.

VERTIKULTUR

Nama               :Vanska Nozelle Hermanto
NIM                : 13384
Golongan        : A.1.2
Kelompok       : 8 (Delapan)

VERTIKULTUR

Kegiatan  berkebun tidak harus dilakukan di sawah, ladang atau perkebunan yang memiliki tempat yang luas, tetapi berkebun dapat dilakukan di pekarangan rumah yang sempit.Terlebih untuk mereka yang tinggal di perkotaan. Hal tersebut tidak menghalangi mereka untuk tetap menyalurkan hobi. Selain menyalurkan hobi,  juga rumah menjadi semakin indah dan asri. Cara seperti itu bias dilakukan dengan metode vertikultur. Dengan vertikultur, mereka juga mendapatkan hasil panen yang lebih dari lahan yang sempit, Selain itu hasilnya juga lebih segar dan sehat karena tidak tercemar pestisida.
Vertikultur diambil dari bahasa inggris, yaitu vertical dan cultural. Vertical yang berarti “tegak” dan cultural berarti “kebudayaan”. Secara harfiah vertikultur adalah system budidaya pertanian yang dilakukan secara vertical atau bertingkat atau dapat dikatakan bahwa vertikultur merupakan upaya pemanfaatan ruang ke arah vertikal. Cara bercocok tanam secara vertikultur ini sebenarnya sama saja dengan bercocok tanam di kebun atau di sawah. Perbedaannya terletak pada lahan yang digunakan. Misalnya, lahan 1 meter mungkin hanya bias untuk menanam 5 batang tanaman. Dengan system vertical bias untuk 20 batang tanaman.
Vertikultur memiliki beberapa kelebihan, yaitu :
(1)          Efisiensi dalam penggunaan lahan.
(2)          Penghematan pemakaian pupuk dan pestisida.
(3)          Dapat dipindahkan dengan mudah karena tanaman diletakkan dalam wadah tertentu.
(4)          Mendukung pertanian organik.
(5)          Wadah media tanam disesuaikan dengan kondisi setempat.
(6)          Umur tanaman relatif pendek.
(7)          Pemeliharaan tanaman relatif sederhana.
(8)          Dapat dilakukan oleh siapa saja yang berminat.

Jenis – JenisTanamanVertikultur

Jenis tanaman yang dapat ditanam dengan system ini sangat banyak, misalnya
a)             Tanaman sayur semusim (sawi,selada, kubis, wortel, tomat, terong, cabaidan lain-lainnya),
b)             Tanaman bunga seperti anggrek, mawar, melati, azalea, kembang sepatu, dll; dan
c)             Tanaman obat-obatan yang sekulen.